TEMPO.CO, Hanoi – Anak-anak di sekolah taman kanak-kanak warga Korea Utara di ibu kota Hanoi, Vietnam, berlatih menyanyikan lagu Korea untuk menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Baca:
Mereka juga berlatih pelafalan kata-kata dalam bahasa Korea, yang akan menjadi salah satu pertunjukan pada acara pertemuan puncak Kim Jong Un, dan Trump di Hanoi pada 27 dan 28 Februari 2019.
Ini bakal menjadi pertemuan kedua bagi Trump dan Kim setelah keduanya bertemu di Singapura pada pertengahan 2018 untuk membahas denuklirisasi Semenanjung Korea.
“Jal Gaseyo,” kata anak-anak di sekolah TK Persahabatan Vietnam – DPRK pada Selasa, 19 Februari 2019 seperti dilansir media South China Morning Post. Jal Gaseyo berarti selamat tinggal.
Baca:
Anak-anak berusia 3 – 5 tahun ini juga bernyanyi dan menari di kelas Kim Il Sung, yang merupakan nama kakek dari Kim Jong Un. Il Sung merupakan sekutu dekat Hanoi semasa Perang Vietnam.
Ada foto Kim Jong Il, anak dari Kim Il Sung, dan tokoh revolusi Vietnam Ho Chi Minh terpasang di tembok ruang kelas.
Sekolah ini dibangun sejak 1978 saat Hanoi masih mengandalkan bantuan ekonomi dari Korea Utara. Dana pembangunan dan peralatan sekolah TK ini semuanya berasal dari donasi Korea Utara, seperti selimut, matras untuk tidur siang, mangkuk dan peralatan makan.
Baca:
Ada sekitar 450 anak-anak Vietnam belajar di sekolah ini. Mereka mempelajari berbagai budaya Korea Utara seperti makanan kimchi, kimbap hingga pakaian tradisional. Sesekali mereka mendapat kunjungan dari pejabat Korea Utara atau pejabat kedutaan.
Kim Jong Un dan Donald Trump sesaat akan menandatangani dokumen kesepakatan hasil pertemuan puncak mereka di Singapura,12 Juni 2018.
“Meskipun Korea Utara berada dalam kesulitan, mereka masih memperhatikan sekolah ini,” kata Hoang Thi Thanh, bekas kepala sekolah.
Baca:
Dalam jumpa pers di Gedung Putih baru-baru ini, Trump mengungkapkan keyakinannya Korea Utara bakal tumbuh menjadi salah satu negara dengan perekonomian maju. Seperti dilansir CNN, Trump menyebut posisi Korea Utara yang sentral menghubungkan Cina, Korea Selatan dan Rusia. “Korea bakal menjadi negara roket ekonomi,” kata Trump seperti dilansir Reuters.